Apa itu Toxic Positivity? Dan Pentingnya Rasa Empati


Belakangan ini cukup banyak yang membahas tentang "Toxic Positivity". Sebenarnya apa sih Toxic Positivity ini? Jelas sekali kata ini diambil dari bahasa inggris yang arti dari perkatanya yaitu "Toxic" adalah "Racun", sedangkan "Positivity" adalah "Kepositifan". Maksud dari Toxic Positivity ini adalah dimana suatu keadaan saat positif menjadi tidak baik atau malah meracuni dan berubah menjadi negatif. 
Kadang kala saat manusia yang sedang mendapatkan masalah, mereka sering mengungkapkan keluh-kesahnya kepada manusia lain untuk sekedar didengarkan. Tidak jarang pula kita sebagai manusia lupa apa itu pentingnya mendengarkan dan rasa empati. Alih-alih ingin memberi solusi terbaik kadang kita lupa bahwa sering kali mengucapkan kata-kata toxic positivity ini.
Seperti contoh jika ada seorang teman yang sedang mengeluh tentang kesulitan di kehidupannya, maka respon terbaik yang sering diberikan adalah memaksakannya untuk tetap semangat dengan memberi nasihat agar tetap terus bersyukur. No.. bukan berarti bersyukur itu tidak baik loh. Tentu bersyukur adalah yang hal baik, tetapi alangkah baiknya kita sebagai manusia yang berhati agar mempunyai rasa empati yang lebih. Untuk sekedar sabar mendengarkan keluh kesah lawan bicara dan turut merasakan apa yang ia rasakan. Dengan harapan tentunya setelah kita mendengarkan dan memahami perasaan lawan bicara, maka ia akan merasa tenang dan dapat memikirkan hal positif dengan sendirinya tanpa harus digurui.

Berikut contoh kata-kata yang harus coba kita ubah untuk menghindari Toxic Positivity :
1. Jangan katakan "Tetap berfikir positif" tapi katakanlah "Saya turut sedih kamu sedang kesulitan"
2. Jangan katakan "Kamu bisa mengatasinya" tapi katakanlah "Apa yang bisa saya bantu"
3. Jangan katakan "Hanya untuk perasaan baik" tapi katakan "Perasaan kamu benar dan normal"
4. Jangan katakan "Jangan berfikir negatif" tetapi katakan " Saya mendoakan mu"
5. Jangan katakan "Berfikirlah yang menyenangkan" tapi katakan "Kamu bisa melewati hal berat"
6. Jangan katakan "Kamu akan baik-baik saja" tapi katakan "Kamu sangat kuat"
7. Jangan katakan "Lihat sisi baiknya" tapi katakan "Saya bangga kamu bisa melewati sejauh ini"
8. Jangan katakan "Kamu berfikir berlebihan" tapi katakan "Kamu diterima sebagaimana adanya"
9. Jangan katakan "Bergembiralah" tapi katakan "Tidak apa merasakan apa yang kamu rasakan"

Inti dari kata-kata diatas adalah tidak apa kita merasakan hal negatif dari perasaan. Tidak apa merasakan terpuruk dan sedih. Jangan mengesampingkan perasaan sedih yang sedang dirasakan. Keluarkan saja perasaan terpuruk, sedih, kecewa dan lelah. Setelah puas maka akan tahu bagaimana sebaiknya yang kita harus lakukan. Begitu pula sebagai pendengar, kita perlu mengerti perasaan dari lawan bicara. Mari kita coba sama-sama melakukan hal ini, tidak ada manusia yang sempurna. Begitu pula dengan kehidupan, akan ada selalu cobaan untuk dilewati bukan untuk dihindari. Karena cobaan ada untuk menguji daya juang kita sebagai manusia dan pastinya untuk menaikan ke level yang lebih baik dari sebelumnya.

Share:

4 comments:

  1. Jangan katakan "Jangan".
    Tapi katakan "Kamu berhak Mencobanya"

    ReplyDelete
  2. Boleh, tapi mencoba hal yang baik ya dik 👌

    ReplyDelete
  3. How can individuals strike a balance between maintaining a positive mindset and acknowledging their true emotions, especially in challenging or difficult situations? Greeting : Telkom University

    ReplyDelete