Pengalaman koreksi nama tiket pesawat tujuan international maspakai KLM dan JetStar


     Seperti kalian tahu kalau kita pesan tiket pesawat di rute domestik maka harus dengan identitas KTP sedangkan jika ingin pesan tiket pesawat di rute international maka kalian harus dengan pasport. Kadang ada KTP dan Passport yang memiliki sedikit perbedaan nama entah ditambahkan atau dikurangkan. Apalagi jika memesan tiket pesawatnya bukan untuk diri sendiri. Nah disini gue mau coba sharing pengalaman gue tentang koreksi nama tiket pesawat tujuan international dengan dua maskapai berbeda yaitu KLM dan JetStar.

      First, kejadian terjadi bulan November 2019. Gue pesan tiket pesawat KLM tujuan jakarta - kuala lumpur, kuala lumpur - jakarta lewat traveloka. Tiket itu bukan untuk gue, melainkan untuk si bos (maklum kuli). So, karena sering pesan lewat traveloka untuk perjalanan kantor, maka akun traveloka pun atas nama kantor dengan identitas milik si bos, gue hanyalah si pemesan dibalik akun traveloka kantor. Hal ini pula yang membuat njelimet. Saat detik-detik keberangkatan si bos baru ngeh kalo gue pesan tiket dengan nama nya sesuai KTP bukan sesuai passport padahal ini penerbangan international. Well untuk keberangkatan akhirnya si bos modal nekat tetep terobos walaupun tiket ga sesuai kerena dia berpikiran masih di jakarta ini dan karena mau ubah pun terlalu mepet waktunya. Akhir nya lolos lah walaupun katanya beliau banyak ditanya sana sini tetapi tetep bisa take off from jkt to kl. Nah, untuk tiket pulangnya mulai lah kebingungan. Karena gue yang melakukan pesanan jadilah gue yang bertanggung jawab dibelakang layar. Gue coba hubungi CS traveloka dan bisa dibilang mereka seperti lepas tangan sulit sekali untuk mereka melakukan koreksi nama penumpang. Hal yang bikin ribet pula, karena identitas traveloka atas nama si bos. Singkat cerita traveloka ga bisa bantu jadi gue harus datengin counter maskapainya yang ada di bandara. Untuk counter maskapai KLM ini ada di Terminal 3 dan menurut staff tiketing KLM untuk koreksi tiket seharusnya bisa dilakukan dan gratis jika travel agent nya langsung yg request which is travelokanya yang memohon ke pihak KLM, kalau koreksi sendiri di counter maka akan dikenakan biaya $30 sekitar Rp. 420.000 karena gue udah males hubungin traveloka akhirnya gue langsung koreksi aja di counter KLM and beres deh first accident.

     Second, kejadian ini baru gue alami yaitu bulan ini Februari 2020 tetapi tiketnya sebenarnya sudah dipesan dari Oktober 2019 which is sebelum kejadian pertama. So, like the other one masalahnya masih sama yaitu nama di dalam tiket tidak sesuai passport. Kali ini maskapainya beda yaitu JetStar dengan tujuan penang - singapore, singapore - jakarta untuk bulan April 2020. Nah, seperti kejadian awal, pihak traveloka lepas tangan lagi dan menyuruh untuk menghubungi CS JetStar. Ini CS dan kantor maskapai JetStar di Jakarta juga suck banget sih. Gue coba hubungi nomor kantornya di 021 2555 6333 tapi ga ada jawab padahal nyambung. Tiga hari berturut-turut gue coba. Hell, akhirnya gue ikutin cara seperti kejadian awal, gue datengin deh counternya di bandara. Berkat ke sotoy an gue. Datanglah gue ke terminal 3, gue kira semua counter maskapai ada disana. Salah! ternyata untuk maskapai JetStar adanya di terminal 2F. Pindah lah gue ke terminal 2 by skytrain (sekalian nyoba, again maklum norak). Sesampainya di terminal 2F, tanya lah gue ke petugas. Salahnya gue nanya ke petugas yang salah. Disuruh lah gue balik ke terminal 3. Udah kaya bola voli lempar sana lempar sini. Sampai di terminal 3, disuruh balik lah ke terminal 2 lagi. Akhirnya ketemu lah check-in counter JetStar. Sialnya gue, di check-in counter staff tiketing nya ga ada karena staff ticketing cuma ada 2 jam sebelum keberangkatan. Setelah tanya staff JetStar yang ada, dia juga ga bisa bantu apa-apa. Dia hanya bilang untuk hubungi kantor JetStar nya langsung. Untuk kantor yang di jakarta memang slow respon alias ga ada yang ngangkat. Dia suruh untuk hubungi JetStar yang di Singapura. Well disini gue cukup kecewa sih sama pelayanan JetStar jakarta. Balik lah gue pulang dengan tangan kosong. Sesampainya dirumah gue coba hubungi Jetstar Singapore by Skype Klik disini. And thanks god, CS JetStar Singapore sangat ramah dan membantu, gue  hanya diminta menyebutkan airline booking code dan alamat email untuk dikirimkan link oleh pihak JetStar agar bisa mengupload foto pasport yang ingin di ubah. And done, ga lama itinerary ticket pun di kirim by email dan yang paling penting no charge alias free. 

Mengenal Budaya Patriarki, Kesetaraan Gender dan Kaum Feminis


Well... kali ini gue mau coba bahas tentang Patriarki. Mungkin ada beberapa dari pembaca yang jarang dengar dan bahkan asing dengan kata patriarki. Patriarki adalah sebuah sistem sosial yang menempatkan laki-laki sebagai pemegang kekuasaan utama dan mendominasi dalam peran kepemimpinan politik, otoritas moral, hak sosial dan penguasaan properti. (Sumber: wikipedia) Jadi, dalam budaya patriarki ini, selalu menjunjung tinggi derajad laki-laki sebagai pemimpin yang harus dijunjung tinggi dan dilayani oleh perempuan. Budaya ini sudah lama menjamur dan mendarah daging terutama dalam masyarakat indonesia. Kebetulan sendiri gue hidup dan lahir dalam lingkungan suku jawa. Nah... di dalam budaya jawa juga menurut kacamata gue cukup kental budaya patriarkinya. Seperti perempuan harus patuh dan taat kepada laki-laki. Perempuan juga dituntut untuk kalem, rajin dan pandai masak. Bukan, bukan tidak baik. Hal yang disebutkan diatas sungguh baik. Akan tetapi dengan kata “dituntut” itu seperti keharusan yang wajib dimiliki dan tidak jarang pula men”label” tidak baik atau tidak sempurna jika tidak memenuhi hal-hal tersebut. 
Laki-laki dan perempuan adalah dua macam manusia yang diciptakan oleh pencipta. Sebagai manusia yang sama-sama diciptakan maka sudah seharusnya masing-masing mempunyai hak yang sama. Yaitu hak untuk menentukan jalan hidup dan pemikirannya masing-masing. Bebas menentukan keinginan dalam hidupnya tapi tentunya dengan kebebasan yang sewajarnya dan tetap memenuhi norma agama agar hidup tetap terarah.

Kesetaraan gender, dikenal juga sebagai keadilan gender, adalah pandangan bahwa semua orang harus menerima perlakuan yang setara dan tidak didiskriminasi berdasarkan identitas gender mereka, yang bersifat kodrati. Ini adalah salah satu tujuan dari Deklarasi Universal Hak asasi Manusia, PBB yang berusaha untuk menciptakan kesetaraan dalam bidang sosial dan hukum, seperti dalam aktivitas demokrasi dan memastikan akses pekerjaan yang setara dan upah yang sama. Dalam praktiknya, tujuan dari kesetaraan gender adalah agar tiap orang memperoleh perlakuan yang sama dan adil dalam masyarakat, tidak hanya dalam bidang politik, di tempat kerja, atau bidang yang terkait dengan kebijakan tertentu (sumber: wikipedia
Tidak melulu harus laki-laki yang menjadi pemimpin dalam organisasi, perempuan juga boleh dan bisa menjadi pemimpin dalam organisasi. Begitu pula dalam hal memasak, tidak melulu harus wanita yang memasak, laki-laki pun mempunyai hak jika memang menyukai bidang tersebut. Chef-chef sekarang yang terkenal pun didominasi oleh laki-laki. Kembali lagi seperti penjelasan diatas, intinya sebagai sesama manusia, bebas menjalankan hak kehidupannya di dunia ini.

Nah... dalam upaya mewujudkan penghapusan budaya patriarki dan tentunya mengaplikasikan kesetaraan gender, kaum perempuan barat mulai menyuarakan feminisme. Apa itu feminisme? Feminisme adalah serangkaian gerakan sosial, gerakan politik, dan ideologi yang memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk mendefinisikan, membangun, dan mencapai kesetaraan gender di lingkup politik, ekonomi, pribadi, dan sosial. Feminisme menggabungkan posisi bahwa masyarakat memprioritaskan sudut pandang laki-laki, dan bahwa perempuan diperlakukan secara tidak adil di dalam masyarakat tersebut. Upaya untuk mengubahnya termasuk dalam memerangi stereotip gender serta berusaha membangun peluang pendidikan dan profesional yang setara dengan laki-laki. (sumber: Wikipedia)
Para perempuan berkumpul menyuarakan dan memperjuangan kesetaraan gender mereka terhadap kaum laki-laki. Selain menyuarakan kesetaraan gender, kaum feminis juga membantu para perempuan lain yang terjebak dalam budaya patriarki yang membuat terkekang. Serta tidak jarang membantu perempuan yang telah atau sedang mengalami kekerasan yang dilakukan oleh laki-laki. Karena dengan budaya patriarki yang perempuan harus mematuhi perintah laki-laki, sering pula laki-laki menjadi sosok yang penuh kekuasaan dan dapat melakukan perbuatan sesukanya dan ada pula yang melakukan kekerasan terhadap perempuan. Disini lah peran kaum feminis yaitu saling menguatkan dan membantu para perempuan yang tertindas dan merasa lemah dibanding laki-laki. Bukan untuk dianggap lebih tinggi dibanding laki-laki, tetapi hanya untuk mensejajarkan hak kemanusiaan yang ada.

Apa itu Toxic Positivity? Dan Pentingnya Rasa Empati


Belakangan ini cukup banyak yang membahas tentang "Toxic Positivity". Sebenarnya apa sih Toxic Positivity ini? Jelas sekali kata ini diambil dari bahasa inggris yang arti dari perkatanya yaitu "Toxic" adalah "Racun", sedangkan "Positivity" adalah "Kepositifan". Maksud dari Toxic Positivity ini adalah dimana suatu keadaan saat positif menjadi tidak baik atau malah meracuni dan berubah menjadi negatif. 
Kadang kala saat manusia yang sedang mendapatkan masalah, mereka sering mengungkapkan keluh-kesahnya kepada manusia lain untuk sekedar didengarkan. Tidak jarang pula kita sebagai manusia lupa apa itu pentingnya mendengarkan dan rasa empati. Alih-alih ingin memberi solusi terbaik kadang kita lupa bahwa sering kali mengucapkan kata-kata toxic positivity ini.
Seperti contoh jika ada seorang teman yang sedang mengeluh tentang kesulitan di kehidupannya, maka respon terbaik yang sering diberikan adalah memaksakannya untuk tetap semangat dengan memberi nasihat agar tetap terus bersyukur. No.. bukan berarti bersyukur itu tidak baik loh. Tentu bersyukur adalah yang hal baik, tetapi alangkah baiknya kita sebagai manusia yang berhati agar mempunyai rasa empati yang lebih. Untuk sekedar sabar mendengarkan keluh kesah lawan bicara dan turut merasakan apa yang ia rasakan. Dengan harapan tentunya setelah kita mendengarkan dan memahami perasaan lawan bicara, maka ia akan merasa tenang dan dapat memikirkan hal positif dengan sendirinya tanpa harus digurui.

Berikut contoh kata-kata yang harus coba kita ubah untuk menghindari Toxic Positivity :
1. Jangan katakan "Tetap berfikir positif" tapi katakanlah "Saya turut sedih kamu sedang kesulitan"
2. Jangan katakan "Kamu bisa mengatasinya" tapi katakanlah "Apa yang bisa saya bantu"
3. Jangan katakan "Hanya untuk perasaan baik" tapi katakan "Perasaan kamu benar dan normal"
4. Jangan katakan "Jangan berfikir negatif" tetapi katakan " Saya mendoakan mu"
5. Jangan katakan "Berfikirlah yang menyenangkan" tapi katakan "Kamu bisa melewati hal berat"
6. Jangan katakan "Kamu akan baik-baik saja" tapi katakan "Kamu sangat kuat"
7. Jangan katakan "Lihat sisi baiknya" tapi katakan "Saya bangga kamu bisa melewati sejauh ini"
8. Jangan katakan "Kamu berfikir berlebihan" tapi katakan "Kamu diterima sebagaimana adanya"
9. Jangan katakan "Bergembiralah" tapi katakan "Tidak apa merasakan apa yang kamu rasakan"

Inti dari kata-kata diatas adalah tidak apa kita merasakan hal negatif dari perasaan. Tidak apa merasakan terpuruk dan sedih. Jangan mengesampingkan perasaan sedih yang sedang dirasakan. Keluarkan saja perasaan terpuruk, sedih, kecewa dan lelah. Setelah puas maka akan tahu bagaimana sebaiknya yang kita harus lakukan. Begitu pula sebagai pendengar, kita perlu mengerti perasaan dari lawan bicara. Mari kita coba sama-sama melakukan hal ini, tidak ada manusia yang sempurna. Begitu pula dengan kehidupan, akan ada selalu cobaan untuk dilewati bukan untuk dihindari. Karena cobaan ada untuk menguji daya juang kita sebagai manusia dan pastinya untuk menaikan ke level yang lebih baik dari sebelumnya.