Growing Up


       Dulu sewaktu kecil aku selalu berfikir enak sepertinya menjadi orang dewasa, bisa berpergian jauh, bisa kerja menghasilkan uang dan bisa memenuhi segala keinginan nya. Sehingga sempat ku berdoa supaya bisa cepat menjadi orang dewasa. Dan sungguh itu adalah doa yang paling ku sesali saat ini. Menjadi dewasa adalah hal yang sungguh menyulitkan. Kadang lelah pikiran ini selalu memikiran hal-hal yang bercabang. Dengan segala beban yang ada, semua tekanan yang dihadapi. Masalah datang silih berganti, mengiringi dalam masa pendewasaan. Sungguh lelah dengan semua keadaan yang telah dan sedang dihadapi. Bukan mau diri memikirkan hal yang rimit, tetapi kadang ada satu waktu semua keresahan bersatu padu merasuk kedalam pikiran. Ingin mencoba mengabaikan tapi apa daya semua tampak nyata dan memaksa untuk dipikirkan. Semua hal tidak baik masuk kedalam pikiran dan memudarkan pemikiran rasional. Mengacaukan semua tindakan. Kalau dengan segala keluhan ini hanya bisa di atasi dengan kata-kata "halah kurang bersyukur aja,coba lebih bersyukur sedikit" please stop doing that, walaupun memang benar semua itu tapi seperti halnya orang yang sedang jatuh, bukan hanya butuh disemangati atau diceramahi untuk bangun sendiri tapi perlu juga ditanya "manakah yang luka". Tapi kadang menjadi dewasa itu juga sama halnya harus bisa menahan semua luka untuk diri sendiri, tanpa seorangpun tahu. Berbeda dengan ketika kecil, jika terluka maka bebas menangis agar semua disekitar tahu dan memperhatikan.
        Dan mungkin bukan sengaja menahan tetapi manusia dewasa itu sudah berpengalaman bahwa tidak semua orang benar-benar peduli akan "luka" yang sedang dialami. Mungkin itu salah satu penyebab banyak manusia yang mengalami gejala depresi dalam masa pendewasaanya. Mereka melalui masa dewasa yang berat dan memikul semua beban sendiri. Itu adalah hal yang tidak baik, sebagai manusia yang hidup berdampingan. Tidak seharusnya semua beban hidup ditanggung sendiri, percayalah bahwa ada manusia lainnya yang benar-benar peduli akan beban manusia lain.
         Walau terkadang sungguh rindu menjadi kanak-kanak, yang bebas bermain tanpa memikirkan banyak hal lain. Tetapi sudah menjadi jalan bahwa manusia tidak akan selamanya menjadi kanak-kanak. Akan ada waktu bahagia dan sedih di tiap fase kehidupan. Semua masalah yang datang dalam kehidupan akan menjadi pelajaran dan menjadikan diri menjadi pribadi yang baik dalam dunia ini. Tidak selamanya kita tumbuh di dunia yang fana ini, akan datang dunia kekal di akhir nanti. Jangan terlalu terpuruk akan keadaan sementara, tetap terus semangat menjalani hidup yang sebaik-baiknya. Mari semangat menjalani semua pertumbuhan dalam fase hidup ini.
Share:

8 comments:

  1. Tidak seharusnya semua beban hidup ditanggung sendiri, percayalah bahwa ada manusia lainnya yang benar-benar peduli akan beban manusia lain.

    U need a partner

    ReplyDelete
    Replies
    1. Everyone need a partner to share their thoughts and problems

      Delete
    2. Just keep commenting and you'll be my partner to discuss about my random thoughts on this blog

      Delete
    3. Saya percaya itu, tapi entahlah saya belum menemukan orang yang seperti itu, orang yang benar-benar peduli dengan saya, atau apakah saya yang tak ingin membaginya dengan orang lain, entahlah.

      Delete
  2. Saya percaya itu, tapi belum bertemu dengan orang yang memang benar-benar peduli dengan saya, atau apakah saya yang tidak ingin membaginya, entahlah.

    ReplyDelete
  3. Saya percaya itu, tapi belum bertemu dengan orang yang memang benar-benar peduli dengan saya, atau apakah saya yang tidak ingin membaginya, entahlah.

    ReplyDelete
    Replies
    1. jangan pesimis, jika tidak ada orang masih ada tuhan yang selalu ada 😊

      Delete